Sabtu, 14 November 2015

Penjara Tak Berjeruji

peluang memang selalu hadir ya,,.. aku memang tak begitu ahli namun jika aku bisa membantu kenapa tidak? yah dibawah ini akan aku tampilkan sebuah puisi yang mungkin teman-teman udah seringkali dengar dan baca puisi seperti ini tapi ini lumayan beda lho..  kenapa beda ? yah karena ini dibuat khusus untuk teman-temanku yang aktif banget dalam memerangi permasalahan pergaulan bebas bagi remaja dan dampak-dampaknya.. semoga lewat puisi ini dapat mewakili apa yang saai ini sedang mereka gencarkan dan akan membantu penyampaian agar lebih dramatis eh bukan.. lebih mudah maksudnya ..

ok deh gak usah basa-basi lagi, segera akan ku tampilkan selamat membaca dan semoga bermanfaat ... jangan lupa kritik dan saran sangat saya butuhkan dikolom komentar, saya tunggu yaaaa.....

Penjara tak Berjeruji
Karya : Siti Ifroh Hana





Pucat pasi wajah pemuda beralis tebal
Bergetaran ....
Detak jantung dan nadi bersahutan
Nafas dan aliran darah tak lagi seirama
Gumpalan daging perlahan mengkerut
Kerongkongan yang semakin berontak
Dan tenggorokan yang malas bergerak.
Buyar .. Terkapar..

Pemuda yang beralis tebal
Gerakan kakinya semakin brutal
Mulutnya tak henti-hentinya berbual
Mata almondnya tak lagi berkobar
Buyar.. terkapar..

Jangankan masa depan
Sekarangpun tak jangkau pikiran
Tersenyum bak jutawan
Congkak bak bangsawan
Tak terbesit penyayang menangis- berkawan
Buyar.. terkapar..

Kini sampailah waktunya
Salahmu !
Merenggut kegagahanmu
Salahmu !
Boros akan waktumu
Dan sungguh salahmu!
Korup akan kesenanganmu

Pemuda yang beralis tebal
Lupakan kawan tak berujar
Daun yang membantumu bernafas
Telah gugur kau bakar
Akar yang menopang
Telah busuk  kau buang
Dan tak dapat bertengger lagi batang
Kisah manismu telah kau buang

Jangan pandang
Jangan sayang
Buangpun tak sayang
Bukan tak menganggap ada
Risih jijik dirasa mendera
Korban Stigma

Bohong jika masa bodoh denganmu
Bohong tak peduli kehadiranmu
Bibir tenang berujar ringan
Buahnya busuk berbau blerang
Kawanan tawon turut berderang
Menambah aroma bentrok kawan

Pemuda beralis tebal
Berkaca-kaca butuh perhatian
Bukan obat bukan sanjungan
Hanya rangkulan yang ia butuhkan

Pemuda beralis tebal
Betapa lemparan cacian menyiksa batinya
Betapa nyawa tak ingin dipertahankanya
Betapa siksa ingin ditinggalnya
Kekerasan serta kecongkakannya
Tak lagi melinduginya
Betapa merintih hati, batin dan jiwanya
Hingga nyawa tertarik karnanya

Perhatian bukan berarti sayang
Peduli bukan berarti kasihan
Sebuah kewajiban merangkul yang-membutuhkan
Bukan perubahan buat menjauhkan
Namun cinta, kasih dan saling mengerti
Membawa hati untuk lebih berperi
Dan menghapuskan diskriminasi
Untuk hidup yang lebih berarti




Tidak ada komentar:

Posting Komentar