Maaf... Impianku Sangat berharga...
Jalan-jalan
sore ini begitu menyenangkan, dengan penataan taman yang pas dan tak membosankan membuatku sangat senang
dan merasa beruntung dapat tinggal diperumahan yang tak begitu mewah tapi
tidak begitu sederhana setidaknya tempat tinggal yang ku tinggali saat ini
cukup nyaman dan aman buatku dan juga perkembangan diriku yang sudah menginjak
remaja dan berusaha mencari jati diri yang selau berganti-ganti.
Bunga
melati yang ditata rapi begitu indah dilihat, keputihannya memancarkan
keanggunan yang membuat orang yang melihatnya tertarik untuk sekedar menyentuh
dan mencium bau wanginya. Taman sore ini tidak begitu ramai hanya beberapa
orang yang datang kesini. Aku tidak tau bagaimana sebenarnya karena aku orang
baru disini, entah taman ini selalu ramai atau hanya ramai disaat-saat tertentu
saja aku juga belum tau cukup. Sangat sayang jika taman ini hanya sedikit
pengunjung. Karena taman ini begitu indah dan cukup mengasyikkan.
Aku
hanya berjalan-jalan sambil membawa novel yang terlihat manis di tanganku.
Novel karya penulis yang sangat kugemari dengan cover warna pink. Aku berjalan
menuju tempat duduk dekat bunga melati yang berjajar rapi yang sedari tadi
kupandangi dan sangat ingin kucium baunya, akan menyenangkan jika aku membaca
novel sambari menghirup wanginya bunga melati yang tak dapat kku temukan
dilingkungan tempat tinggalku dulu. Aku duduk diatas kursi putih yang berada
dibawah pohon pinus. Hmmss.. sejuk dan sangat tenang, aku masih saja heran
kenapa tidak ada anak-anak yang bermain kemari, padahal menurutku taman ini
begitu mengasyikkan. setelah lebih dari 1 jam aku duduk dikursi putih dan
bersih itu aku masih saja asyik dengan fikiranku, tiba-tiba kudengar dari arah
sebelah pohon ada seseorang berbicara, aku masih bingung dengan siapakah orang
ini berbicara..???
“
Bisakah kau pindah ketempat yang
lain..??? ini tempatku..??? ”
“
kupikir itu bukan sapaan atau tata karama jika kau memulai pembicaraan.”
Jawabku santai
“
aku tidak menyapa “ jawab orang aneh itu dan aku benar-benar
kehilangan kata-kata. Aku bingung bagaimana orang ini bisa mengalahkan
bicaraku, sejauh ini belum ada yang menag bicara melawanku selain ibuku. Aku
mengambil nafas panjang dan menjawab dengan santai agar tak terlihat bingung.
“ehm…
kurasa kau telah menganggu ketenangan pengunjung disini. Tapi karena aku orang
baru disini aku akan minta maaf, maafkan aku, tapi aku benar-benar tak setuju
ada tempat tersendiri disini. Sejak saat ini tidak ada tempat atau hal lain
yang bisa kau kuasai karena ini tempat umum.”
“
kau orang baru disini.”
“tapi
aku cukup pintar jika hanya untuk membedakan mana sebuah taman umum dan mana tempat pribadi, bukankah ini
dibuka untuk umum? ”
“
baiklah duduklah selagi kau nyaman.”
Aku benar-benar bingung dengan apa
yang dibicarkan orang ini. Baru kutemui orang yang begitu menjengkelkan seperti
ini. Tapi kurasa dia seumuran denganku, Tak ada yang perlu kutakuti dan pada
akhirnya aku duduk berdampingan dengannya sampai senja. Aku tak tau apa yang
ada dalam pikiran orang ini. “duduklah selagi kau nyaman “ aku masih kefikiran
dengan katanya yang ini. Menurutku tak ada sesuatu yang membutku tidak nyaman
saat duduk dikursi putih yang indah itu dengannya sampai senja.
****
Pagi ini aku bangun terlalu pagi, aku
harus menyipakan perlengkapan sekolahku dan berdandan seperfeck mungkin sebelum
aku berangkat kesekolah baruku. bukan untuk yang lain-lain, melainkan hanya
untuk tidak terlihat menjenuhkan dihadapan teman-teman baruku nanti. Aku adalah
anak baru disekolah jadi aku tidak boleh terlambat, aku belum pernah pergi
kesekolah baruku sama sekali karena aku baru datang kemaren, semua perlengkapan
dan kebutuhan sekolahku telah diurus oleh bu de ku yang lebih dulu tinggal
disini. Bu de benar-benar the best deh pokoknya. Ku harap sekolahku ini
menyenangkan dan bagus seperti lingkungan tempat tinggalku sekarang.
Aku berangkat diantar ayahku tercinta,
hems.. aku benar-benar bangga pada ayahku dia juga akan masuk di tempat
kerjanya yang baru. Kami berdua sama-sama memulai kegiatan baru. Ayahku ini
benar-benar seorang yang pekerja keras, dan hasilnya tak pernah sekalipun
mengecewakan keluarga, beliau benar-benar bertanggung jawab. Dan
saat tiba di sekolah aku melongo melihat sekolah baruku yang akan menjadi
tempat belajarku.
“ ayah ..”
“ ya… kenapa..??”
“ benar ini sekolah baruku ..?”
Tanyaku dengan penuh kekaguman.
“ tentu saja, beruntung kau bisa masuk
disekolah ini, kata bu de disini adalah
sekolah favorit, jarang-jarang menerima anak pindahan.” Jelas ayahku
“ kelihatannya ok, jika sekolah ini
menyenangkan aku akan sangat berterima kasih pada bu de, Ya sudah ayah, aku
berangkat dulu, do’akan sekolahku menyenagkan ok”
“ pasti dong.. kamu yang semangat
yaaaaa”
“ iya ayah, Assalamu’alaikum, ayah hati-hati
yah..”
“ waalaikumussalam, kamu juga
hati-hati ya..”
Mobil tua ayahku melaju dengan cepat,
mataku terus mengantarnya sampai mobil tua itu tak terlihat lagi. aku
memandangi sekolah baruku itu, bu deku telah berpesan agar aku mengunjungi
ruang piket dulu sebelum aku memasuki kelas. Aku memasuki gerbang yang berwarna
coklat yang bertuliskan SMA Al-Khawarismi. Benar-benar menghargai tokoh islam
yang menemukan matematika. Kesan pertama aku masuk sekolah ini adalah Indah.
Mamasuki piket aku disambut ramah oleh petugas
disana, lalu aku diantar menuju kelas baruku, aku masuk di kelas Bahasa 4.
Untuk sampai di sampai dikelas baruku aku harus berjalan melalui taman-taman
dan kelas-kelas yang berbentuk pararel ini. Tak seperti disekolahku dulu.
Sekolah ini begitu lebih rindang dan sejuk.
Dan akhirnya aku sampai di kelas baruku tepat saat bel berbunyi. Aku
masuk kekelas dengan rasa cemas, takut jika aku tak menemukan teman-teman yang
menyenangkan dan baik padaku, aku benar-benar salah.
Teman-teman baruku begitu ramah dan baik aku menyukai semua itu.
*****
Aku benar-benar masih penasaran dengan
yang ada di sekolah ini, aku mengajak Anisa teman baruku yang sekarang duduk
sebangku denganku untuk mengenalkan sekolah yang baru pertama kali ku datangi
ini. Dengan lihay anisa menjelaskan satu per satu ruangan yang ada disekolah
baruku ini bak tour guide yang berpenglaman, hingga pada akhirnya
kami sampai di tempat terakhir dan tempat yang amat kugemari yaitu
Perpustakaan. Perpustakaan memang tempat ternyaman yang pernah kutemui. Dari
sekian banyak perpustakaan yang pernah ku kunjungi tak ada satupun perpustakaan
yang membosankan dan menjenuhkan. Begitu pula perpustakaan yang ada disekolah ini. Begitu
luas dan nyaman untuk ukuran perpustakaan sekolah. Aku merasa aku akan betah berada di
perpustakaan ini.
“ Nisa aku ingin masuk ruangan ini
kamu mau ikut gak..???” putusku untuk menghentikan jalan-jalan karena aku telah
menemukan tempat yang nyaman.
“tentu saja aku ikut. Aku juga suka
perpustakaan kok. Kita masuk bareng-bareng. Ok kita masuk yuk aku udah cukup
gerah nih..” ajak Anisa.
Aku
memasuki ruangan yang cukup luas dan nyaman ini. Aku segera cari-cari buku yang
menyenangkan untuk dibaca. Seperti biasa setiap kali ke perpustakaan aku selalu
mencari novel terlebih dahulu. Emang kau sangat suka novel, jadi aku selalu
cari novel setiap kali ke toko buku dan perpustakaan.
Novel terletak di bagian pojok
kanan belakang ruangan, aku segera menuju
kesana untuk mencari novel-novel yang belum pernah kubaca. Ku teliti satu per
satu novel yang ada, aku menemukan novel
yang sepertinya seru tapi aku tak bisa
meraih novel yang ku maksud karena letaknya yang terlalu tinggi. Aku bermaksud
untuk minta tolong kepada seseorang tetapi sudah ada yang mengambil novel itu.
“ kau mengambilnya untukku ???” tanyaku pada
seseorang yang bertubuh tinggi itu, aku merasa pernah bertemu dengannya tapi aku
benar-benar lupa dimana.
“ aku mengambilnya karena aku ingin
membacanya” jawabnya dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“ hey kau tau aku sudah susah payah
untuk bisa meraih buku itu.”
“ dan kau tak dapat meraihnya karena
tubuhmu yang terlalu pendek kan..???” aku benar-benar marah kali ini. Cowok ini
tidak hanya mengambil buku yang sudah lebih dulu kutemukan tapi juga telah
mengejekku yang terlahir dengan posisi pendek. Sambil membenarkan jilbabku yang
terasa hancur saat meilhat orang menyebalkan ini kuraih buku yang ada
ditanganya saat ia lengah sambil berkata.
“ kau yang awalnya tidak sopan saat
pertama kita bertemu, dan kurasa aku tak perlu sopan padamu, terima kasih telah
mengambilkan buku ini untukku.” Aku lalu pergi meninggalkan manusia yang
membosankan ini. Kufikir hanya orang ini
yang membuat sekolah ini tak begitu nyaman. Saat itu pula aku ingat orang itu
adalah orang yang ku temui di taman kemaren sore.
Hari-hari disekolah baruku begitu
menyangkan,bel istirahat telah berbunyi aku menuju kantin bersama teman
sekaligus sahabat baruku Anisa. Tapi hari ini membosankan lagi karena aku
bertemu orang yang menyebalkan itu lagi. si tinggi yang tinggi hati hmmss..
membuatku menjadi malas untuk makan.
#####
Sudah satu minggu aku belajar
disekolah baruku ini, begitu menyenangkan ditambah dengan temana-temanku yang
sangat kompak dan mudah diajak bergaul benarr-benar membuatku nyaman meski
sebenarnya aku sangat merindukan tempatku dulu.
Hari ini cukup melelahkan karena ada
begitu banyak hal yang harus ku kerjakan
disekolah. Meski aku belum begitu aktif disekolah baruku ini aku cukup
terbebani dengan begitu banyak tugas yang diberikan oleh guru-guru di
kelas. Aku memakan sedikit mie ayam yang
ku pesan dari mang mujib, seorang penjual dikantin yang baru kukenal seminggu
yang lalu tapi sudah begitu akrab denganku beliau benar-benar orang yang loyal,
pantas saja digemari oleh seluruh warga
sekolah. Setelah ku fkir-fikir bahwa mie ayam mang mujib
ini adalah mie ayam yang paling aku sukai. Aku merasa ada yang duduk
disampingku, aku mencoba melihat siapa dia meski sebenarnya aku takut karena
aku masih anak baru disini, setelah kulihat siapa orangnya sungguh membuatku
menjadi lebih malas dan capek lagi.
“ kau lagi, apa maumu ?” sapaku dengan
nada datar dan malas.
“ tak bisakah kita berteman..???”
orang yang telah mengataiku pendek tiba-tiba mengajak berteman ?? gak salah ??
“ kamu habis keracunan makanan yah ??
buakankah kamu kemeren ngatai aku pendek
dan sebagainya, gak gengsi apa ???”
“ enggak, kenapa harus gengsi ?? kamu
manusia juga kan ?? namaku gilang XII IPA 3, kamu anak IPA 1 kan ..????”
sapanya sambil mengulurkan tangan.
“ maaf .. (sambil tidak membalas
uluran tangannya karena aku menjaga diri dari orang yang bukan muhrim) aku
Aliya, dan aku bukan anak IPA 1 tapi BAHASA 4 “
“ owh aliya,
ternyata anak bahasa ya.. boleh aku duduk disini ???”
“ silahkan asal jangan minta traktiran
yah, gak ada uang soalnnya”
“siapa juga yang minta traktiran, gak
baik kalau anak baru dimintai traktiran”
“ syukur deh kalau gitu “
“ rumahmu dekat dengan taman yang kita ketemu
minggu lalu yah ?”
“ lumayan sih, tapi capek juga jika
mau tiap hari kesana, cuman seneng awlannya doank.”
“ gimana rasanya sekolah disini ?”
“ ya gak gimana-gimana seru,
disini itu sejuk adem anaknya asik, kecuali kamu yah.”
“ sembarangan emang aku makan orang
sampe buat orang gak nyaman “ jawabnya sambil ngrenyutkan dahi dan
membelalakkan mata.
“ habis cuman kamu orang pertama yang
bikin aku kesel, hanya kamu orang paling nyebelin, …..” belum selesai aku
ngomong anisa telah memanggilku mungkin aku ingin diajak kesuatu tempat.
“ udah dulu yah aku pergi dulu temenku
dah nyariin. Sampai jumpa dan jangan bikin sebel orang
lain lagi yah..” kulihat dia tak senang dengan kepergianku yang memutuskan
sepihak tapi aku tak memperdulikannya dan bergegas pergi.
****
Sejak pertemuan dikantin aku lebih sering
berbicara dengan gilang entah itu kusengaja atau tidak, aku sekarang lebih nyaman
saat berbicara dengannya. Sangat kontras dan beda dengan sikapku saat bertemu
dulu malas, bosan, benci, dan sebagainya. Sekarang kurasa dia juga teman yang
baik hanya saja dia kelihatan sedikit cuek pada teman yang lain.
Aku sering makan dikantin dengan
gilang dan nisa, kami benar-benar menikmati hari-hari kami meski aku dianggap
aneh karena bisa bergaul dengan gilang. Aku baru tahu kalau gialng itu adalah
orang yang benar-benar cuek. Kata nisa sih dia gak pernah bicara sama teman
yang lain kecuali ada hal yang penting, bahkan dikalangan teman-teman yang lain
terkensan sombong banget aneh juga sih bisa temenan akrab denganku. Tapi lama-kelamaan
ada yang beda dengan sikap gilang dia lebih sering datang kerumahku akir-akhir
ini, ayahku baik banget sama dia mungkin karena hoby mereka sama yah.. tapi ya
gak tau juga sih.
Ternyata tak disangka-sangka gilang
telah mengutarakan isi hatinya kepada ayahku. Kaget banget ketika ayah bilang
bahwa gilang telah mengutarakannya lewat ayahku. Salut sih dengan keberaniannya
itu tandanya ia serius tapi aku harus jujur dan tetap pada komitmenku kalau aku
gak mau pacaran meski sebenarnya aku juga mulai menyukai gilang.
Walaupun ayahku tak pernah melarangku untuk pacaran atau tidak, Tapi apa daya
komitmenku tetap yang nomor 1 dan akan menggapai impianku dengan planning yang
sudah aku susun sebelumnya.
Sejak saat itu aku tetap berteman
dengan gilang tetapi hanya sebatas teman doang.
Aku memang rada gak enak dengan dia tapi itulah keputusanku yang harus
menjalani hidup yang sesuai dengan planning yang ku susun selama ini. Aku
juga salut pada gilang yang bersikap biasa-biasa saja setelah ku tolak, dia
juga menghargai keputusanku dan juga komitmenku. Aku yakin penolakanku ini
akan berbuah manis dimasa datang.
Tamaaatttttttt.......................
Oleh : Ifroh Hana..
Maaf ya.. jika k penulisan dan tata letak yang salah, saya masih perlu bimbingan hehehe ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar