Sabtu, 27 Juni 2015

#Belajar Cerpen Ke-2

yang ini adalah cerpen yang kedua.. semoga berguna dan bermanfaaat...



Maaf... Impianku Sangat berharga...

Jalan-jalan sore ini begitu menyenangkan, dengan penataan taman yang pas  dan tak membosankan membuatku sangat senang dan merasa beruntung dapat tinggal diperumahan yang tak begitu mewah tapi tidak begitu sederhana setidaknya tempat tinggal yang ku tinggali saat ini cukup nyaman dan aman buatku dan juga perkembangan diriku yang sudah menginjak remaja dan berusaha mencari jati diri yang selau berganti-ganti.
Bunga melati yang ditata rapi begitu indah dilihat, keputihannya memancarkan keanggunan yang membuat orang yang melihatnya tertarik untuk sekedar menyentuh dan mencium bau wanginya. Taman sore ini tidak begitu ramai hanya beberapa orang yang datang kesini. Aku tidak tau bagaimana sebenarnya karena aku orang baru disini, entah taman ini selalu ramai atau hanya ramai disaat-saat tertentu saja aku juga belum tau cukup. Sangat sayang jika taman ini hanya sedikit pengunjung. Karena taman ini begitu indah dan cukup mengasyikkan.
Aku hanya berjalan-jalan sambil membawa novel yang terlihat manis di tanganku. Novel karya penulis yang sangat kugemari dengan cover warna pink. Aku berjalan menuju tempat duduk dekat bunga melati yang berjajar rapi yang sedari tadi kupandangi dan sangat ingin kucium baunya, akan menyenangkan jika aku membaca novel sambari menghirup wanginya bunga melati yang tak dapat kku temukan dilingkungan tempat tinggalku dulu. Aku duduk diatas kursi putih yang berada dibawah pohon pinus. Hmmss.. sejuk dan sangat tenang, aku masih saja heran kenapa tidak ada anak-anak yang bermain kemari, padahal menurutku taman ini begitu mengasyikkan. setelah lebih dari 1 jam aku duduk dikursi putih dan bersih itu aku masih saja asyik dengan fikiranku, tiba-tiba kudengar dari arah sebelah pohon ada seseorang berbicara, aku masih bingung dengan siapakah orang ini berbicara..???
“ Bisakah kau pindah  ketempat yang lain..??? ini tempatku..??? ”
“ kupikir itu bukan sapaan atau tata karama jika kau memulai pembicaraan.” Jawabku santai
“ aku tidak menyapa “ jawab orang aneh itu dan aku benar-benar kehilangan kata-kata. Aku bingung bagaimana orang ini bisa mengalahkan bicaraku, sejauh ini belum ada yang menag bicara melawanku selain ibuku. Aku mengambil nafas panjang dan menjawab dengan santai agar tak terlihat bingung.
“ehm… kurasa kau telah menganggu ketenangan pengunjung disini. Tapi karena aku orang baru disini aku akan minta maaf, maafkan aku, tapi aku benar-benar tak setuju ada tempat tersendiri disini. Sejak saat ini tidak ada tempat atau hal lain yang bisa kau kuasai karena ini tempat umum.”
“ kau orang baru disini.”
“tapi aku cukup pintar jika hanya untuk membedakan mana sebuah  taman umum dan mana tempat pribadi, bukankah ini dibuka untuk umum? ”
“ baiklah duduklah selagi kau nyaman.”
          Aku benar-benar bingung dengan apa yang dibicarkan orang ini. Baru kutemui orang yang begitu menjengkelkan seperti ini. Tapi kurasa dia seumuran denganku, Tak ada yang perlu kutakuti dan pada akhirnya aku duduk berdampingan dengannya sampai senja. Aku tak tau apa yang ada dalam pikiran orang ini. “duduklah selagi kau nyaman “ aku masih kefikiran dengan katanya yang ini. Menurutku tak ada sesuatu yang membutku tidak nyaman saat duduk dikursi putih yang indah itu dengannya sampai senja.
****
          Pagi ini aku bangun terlalu pagi, aku harus menyipakan perlengkapan sekolahku dan berdandan seperfeck mungkin sebelum aku berangkat kesekolah baruku. bukan untuk yang lain-lain, melainkan hanya untuk tidak terlihat menjenuhkan dihadapan teman-teman baruku nanti. Aku adalah anak baru disekolah jadi aku tidak boleh terlambat, aku belum pernah pergi kesekolah baruku sama sekali karena aku baru datang kemaren, semua perlengkapan dan kebutuhan sekolahku telah diurus oleh bu de ku yang lebih dulu tinggal disini. Bu de benar-benar the best deh pokoknya. Ku harap sekolahku ini menyenangkan dan bagus seperti lingkungan tempat tinggalku sekarang.
          Aku berangkat diantar ayahku tercinta, hems.. aku benar-benar bangga pada ayahku dia juga akan masuk di tempat kerjanya yang baru. Kami berdua sama-sama memulai kegiatan baru. Ayahku ini benar-benar seorang yang pekerja keras, dan hasilnya tak pernah sekalipun mengecewakan keluarga, beliau benar-benar bertanggung jawab. Dan saat tiba di sekolah aku melongo melihat sekolah baruku yang akan menjadi tempat belajarku.
          “ ayah ..”
          “ ya… kenapa..??”
          “ benar ini sekolah baruku ..?” Tanyaku dengan penuh kekaguman.
          “ tentu saja, beruntung kau bisa masuk disekolah ini, kata bu de  disini adalah sekolah favorit, jarang-jarang menerima anak pindahan.” Jelas ayahku
          “ kelihatannya ok, jika sekolah ini menyenangkan aku akan sangat berterima kasih pada bu de, Ya sudah ayah, aku berangkat dulu, do’akan sekolahku menyenagkan ok”
          “ pasti dong.. kamu yang semangat yaaaaa”
          “ iya ayah, Assalamu’alaikum, ayah hati-hati yah..”
          “ waalaikumussalam, kamu juga hati-hati ya..”
          Mobil tua ayahku melaju dengan cepat, mataku terus mengantarnya sampai mobil tua itu tak terlihat lagi. aku memandangi sekolah baruku itu, bu deku telah berpesan agar aku mengunjungi ruang piket dulu sebelum aku memasuki kelas. Aku memasuki gerbang yang berwarna coklat yang bertuliskan SMA Al-Khawarismi. Benar-benar menghargai tokoh islam yang menemukan matematika. Kesan pertama aku masuk sekolah ini adalah Indah.
           Mamasuki piket aku disambut ramah oleh petugas disana, lalu aku diantar menuju kelas baruku, aku masuk di kelas Bahasa 4. Untuk sampai di sampai dikelas baruku aku harus berjalan melalui taman-taman dan kelas-kelas yang berbentuk pararel ini. Tak seperti disekolahku dulu. Sekolah ini begitu lebih rindang dan sejuk.  Dan akhirnya aku sampai di kelas baruku tepat saat bel berbunyi. Aku masuk kekelas dengan rasa cemas, takut jika aku tak menemukan teman-teman yang menyenangkan dan baik padaku, aku benar-benar salah. Teman-teman baruku begitu ramah dan baik aku menyukai semua itu.

*****
          Aku benar-benar masih penasaran dengan yang ada di sekolah ini, aku mengajak Anisa teman baruku yang sekarang duduk sebangku denganku untuk mengenalkan sekolah yang baru pertama kali ku datangi ini. Dengan lihay anisa menjelaskan satu per satu ruangan yang ada disekolah baruku ini bak tour guide yang berpenglaman, hingga pada akhirnya kami sampai di tempat terakhir dan tempat yang amat kugemari yaitu Perpustakaan. Perpustakaan memang tempat ternyaman yang pernah kutemui. Dari sekian banyak perpustakaan yang pernah ku kunjungi tak ada satupun perpustakaan yang membosankan dan menjenuhkan. Begitu pula  perpustakaan yang ada disekolah ini. Begitu luas dan nyaman untuk ukuran perpustakaan sekolah.  Aku merasa aku akan betah berada di perpustakaan ini.
          “ Nisa aku ingin masuk ruangan ini kamu mau ikut gak..???” putusku untuk menghentikan jalan-jalan karena aku telah menemukan tempat yang nyaman.
          “tentu saja aku ikut. Aku juga suka perpustakaan kok. Kita masuk bareng-bareng. Ok kita masuk yuk aku udah cukup gerah nih..” ajak Anisa.
          Aku memasuki ruangan yang cukup luas dan nyaman ini. Aku segera cari-cari buku yang menyenangkan untuk dibaca. Seperti biasa setiap kali ke perpustakaan aku selalu mencari novel terlebih dahulu. Emang kau sangat suka novel, jadi aku selalu cari novel setiap kali ke toko buku dan perpustakaan.
          Novel terletak di bagian pojok kanan  belakang ruangan, aku segera menuju kesana untuk mencari novel-novel yang belum pernah kubaca. Ku teliti satu per satu novel yang ada,  aku menemukan novel yang sepertinya seru  tapi aku tak bisa meraih novel yang ku maksud karena letaknya yang terlalu tinggi. Aku bermaksud untuk minta tolong kepada seseorang tetapi sudah ada yang mengambil novel itu.
 “ kau mengambilnya untukku ???” tanyaku pada seseorang yang bertubuh tinggi itu, aku  merasa pernah bertemu dengannya tapi aku benar-benar lupa dimana.
          “ aku mengambilnya karena aku ingin membacanya” jawabnya dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
          “ hey kau tau aku sudah susah payah untuk bisa meraih buku itu.”
          “ dan kau tak dapat meraihnya karena tubuhmu yang terlalu pendek kan..???” aku benar-benar marah kali ini. Cowok ini tidak hanya mengambil buku yang sudah lebih dulu kutemukan tapi juga telah mengejekku yang terlahir dengan posisi pendek. Sambil membenarkan jilbabku yang terasa hancur saat meilhat orang menyebalkan ini kuraih buku yang ada ditanganya saat ia lengah sambil berkata.
          “ kau yang awalnya tidak sopan saat pertama kita bertemu, dan kurasa aku tak perlu sopan padamu, terima kasih telah mengambilkan buku ini untukku.” Aku lalu pergi meninggalkan manusia yang membosankan ini. Kufikir  hanya orang ini yang membuat sekolah ini tak begitu nyaman. Saat itu pula aku ingat orang itu adalah orang yang ku temui di taman kemaren sore.
          Hari-hari disekolah baruku begitu menyangkan,bel istirahat telah berbunyi aku menuju kantin bersama teman sekaligus sahabat baruku Anisa. Tapi hari ini membosankan lagi karena aku bertemu orang yang menyebalkan itu lagi. si tinggi yang tinggi hati hmmss.. membuatku menjadi malas untuk makan.
#####
          Sudah satu minggu aku belajar disekolah baruku ini, begitu menyenangkan ditambah dengan temana-temanku yang sangat kompak dan mudah diajak bergaul benarr-benar membuatku nyaman meski sebenarnya aku sangat merindukan tempatku dulu.
          Hari ini cukup melelahkan karena ada begitu banyak hal yang harus ku kerjakan  disekolah. Meski aku belum begitu aktif disekolah baruku ini aku cukup terbebani dengan begitu banyak tugas yang diberikan oleh guru-guru di kelas.  Aku memakan sedikit mie ayam yang ku pesan dari mang mujib, seorang penjual dikantin yang baru kukenal seminggu yang lalu tapi sudah begitu akrab denganku beliau benar-benar orang yang loyal, pantas saja  digemari oleh seluruh warga sekolah. Setelah ku fkir-fikir bahwa mie ayam mang mujib ini adalah mie ayam yang paling aku sukai. Aku merasa ada yang duduk disampingku, aku mencoba melihat siapa dia meski sebenarnya aku takut karena aku masih anak baru disini, setelah kulihat siapa orangnya sungguh membuatku menjadi lebih malas dan capek lagi.
          “ kau lagi, apa maumu ?” sapaku dengan nada datar dan malas.
          “ tak bisakah kita berteman..???” orang yang telah mengataiku pendek tiba-tiba mengajak berteman ?? gak salah ??
          “ kamu habis keracunan makanan yah ?? buakankah kamu kemeren ngatai aku pendek dan sebagainya, gak gengsi apa ???”
          “ enggak, kenapa harus gengsi ?? kamu manusia juga kan ?? namaku gilang XII IPA 3, kamu anak IPA 1 kan ..????” sapanya sambil mengulurkan tangan.
          “ maaf .. (sambil tidak membalas uluran tangannya karena aku menjaga diri dari orang yang bukan muhrim) aku Aliya, dan aku bukan anak IPA 1 tapi BAHASA 4
          “ owh aliya, ternyata anak bahasa ya.. boleh aku duduk disini ???”
          “ silahkan asal jangan minta traktiran yah, gak ada uang soalnnya”
          “siapa juga yang minta traktiran, gak baik kalau anak baru dimintai traktiran”
          “ syukur deh kalau gitu “
           “ rumahmu dekat dengan taman yang kita ketemu minggu lalu yah ?”
          “ lumayan sih, tapi capek juga jika mau tiap hari kesana, cuman seneng awlannya doank.”
          “ gimana rasanya sekolah disini ?”
          “ ya gak gimana-gimana seru, disini itu sejuk adem anaknya asik, kecuali kamu yah.”
          “ sembarangan emang aku makan orang sampe buat orang gak nyaman “ jawabnya sambil ngrenyutkan dahi dan membelalakkan mata.
          “ habis cuman kamu orang pertama yang bikin aku kesel, hanya kamu orang paling nyebelin, …..” belum selesai aku ngomong anisa telah memanggilku mungkin aku ingin diajak kesuatu tempat.
          “ udah dulu yah aku pergi dulu temenku dah nyariin. Sampai jumpa dan jangan bikin sebel orang lain lagi yah..” kulihat dia tak senang dengan kepergianku yang memutuskan sepihak tapi aku tak memperdulikannya dan bergegas pergi.
****     
           Sejak pertemuan dikantin aku lebih sering berbicara dengan gilang entah itu kusengaja atau tidak, aku sekarang lebih nyaman saat berbicara dengannya. Sangat kontras dan beda dengan sikapku saat bertemu dulu malas, bosan, benci, dan sebagainya. Sekarang kurasa dia juga teman yang baik hanya saja dia kelihatan sedikit cuek pada teman yang lain.
          Aku sering makan dikantin dengan gilang dan nisa, kami benar-benar menikmati hari-hari kami meski aku dianggap aneh karena bisa bergaul dengan gilang. Aku baru tahu kalau gialng itu adalah orang yang benar-benar cuek. Kata nisa sih dia gak pernah bicara sama teman yang lain kecuali ada hal yang penting, bahkan dikalangan teman-teman yang lain terkensan sombong banget aneh juga sih bisa temenan akrab denganku. Tapi lama-kelamaan ada yang beda dengan sikap gilang dia lebih sering datang kerumahku akir-akhir ini, ayahku baik banget sama dia mungkin karena hoby mereka sama yah.. tapi ya gak tau juga sih.
          Ternyata tak disangka-sangka gilang telah mengutarakan isi hatinya kepada ayahku. Kaget banget ketika ayah bilang bahwa gilang telah mengutarakannya lewat ayahku. Salut sih dengan keberaniannya itu tandanya ia serius tapi aku harus jujur dan tetap pada komitmenku kalau aku gak mau pacaran meski sebenarnya aku juga mulai menyukai gilang. Walaupun ayahku tak pernah melarangku untuk pacaran atau tidak, Tapi apa daya komitmenku tetap yang nomor 1 dan akan menggapai impianku dengan planning yang sudah aku susun sebelumnya.
          Sejak saat itu aku tetap berteman dengan gilang tetapi hanya sebatas teman doang.  Aku memang rada gak enak dengan dia tapi itulah keputusanku yang harus menjalani hidup yang sesuai dengan planning yang ku susun selama ini. Aku juga salut pada gilang yang bersikap biasa-biasa saja setelah ku tolak, dia juga menghargai keputusanku dan juga komitmenku. Aku yakin penolakanku ini akan berbuah manis dimasa datang.
Tamaaatttttttt.......................

Oleh : Ifroh Hana..

Maaf ya.. jika k penulisan dan tata letak yang salah, saya masih perlu bimbingan hehehe ;-) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar